Saat Kita Nyaris Jadi
“Saat Kita Nyaris Jadi”
Cerita pendek oleh Rozi
---
Pembuka
Kita pernah jadi dua orang yang saling memperhatikan diam-diam.
Bukan karena takut, tapi karena terlalu banyak hal yang belum sempat dikatakan.
Dan entah kenapa, semuanya terasa begitu dekat…
Tapi nyatanya, kita hanya sampai di titik “nyaris”.
---
Bagian 1 – Awal yang Tak Disengaja
Aku masih ingat pertama kali kamu duduk di bangku depan kelas waktu itu.
Bukan karena kamu minta, tapi karena bangku belakang penuh.
Dan sejak saat itu, entah kenapa mataku jadi sering nyari kamu tiap kali masuk kelas.
Waktu itu kita belum saling bicara.
Paling hanya sapa basa-basi, tanya tugas, atau numpang tanya nomor absen.
Tapi, dari obrolan-obrolan sederhana itu, aku mulai suka senyummu.
Senyum yang kadang hadir tanpa alasan.
Senyum yang diam-diam aku tunggu setiap hari.
---
Bagian 2 – Chat yang Gak Pernah Habis
Anehnya, kita gak pernah akrab di dunia nyata.
Tapi saat online, kita jadi dua orang yang paling banyak ngobrol.
Kita bahas apa aja—dari tugas kuliah, lagu favorit, bahkan hal-hal absurd kayak
“lebih enak makan mi instan pakai nasi atau enggak?”
Dan dari semua itu, ada rasa nyaman yang gak bisa dijelasin.
Tiap kali notif dari kamu muncul, ada senyum kecil yang gak bisa ditahan.
Dan tiap malam jadi terasa kurang kalau belum saling pamit tidur.
---
Bagian 3 – Nyaman, Tapi Gak Punya Nama
Kita gak pernah pacaran.
Tapi kamu satu-satunya orang yang aku tunggu tiap hari.
Aku tahu kamu juga ngerasa nyaman.
Tapi entah kenapa, gak ada yang berani bilang: “kita ini apa?”
Mungkin karena takut merusak yang udah ada.
Atau mungkin, kita terlalu nyaman dalam ketidakpastian.
---
Bagian 4 – Hari Itu Datang Juga
Sampai akhirnya…
Kamu mulai jarang balas chat.
Mulai sering bilang sibuk, mulai jarang muncul di timeline.
Dan aku tahu, ada seseorang baru di hidupmu.
Bukan karena kamu bilang.
Tapi karena cara kamu menyapa sudah gak sama.
Dan itu cukup buat aku tahu…
Kita udah gak lagi seperti dulu.
---
Bagian 5 – Akhir yang Gak Pernah Kita Bahas
Kita gak pernah benar-benar selesai.
Karena kita bahkan gak pernah benar-benar mulai.
Tapi aku bersyukur pernah kenal kamu.
Pernah ngerasain deg-degan tiap baca pesan darimu.
Pernah jadi “orang yang kamu ingat sebelum tidur”.
Dan meski akhirnya kita cuma nyaris…
Aku tetap anggap kamu bagian paling manis dari kisah yang gak jadi.
---
Tentang Penulis
Rozi adalah penulis yang gemar menyampaikan perasaan lewat kata-kata.
Tulisan ini dibuat sebagai bagian dari proyek berbagi kisah pendek romantis,
yang bisa dinikmati siapa pun yang pernah jatuh cinta diam-diam.
Kunjungi blog: https://myblogrozi.blogspot.com
---
Catatan Akhir
Jika kamu suka cerita ini, bantu sebarkan.
Mungkin ada seseorang di luar sana yang sedang membaca ini,
dan tiba-tiba… teringat seseorang yang dulu juga cuma “nyaris”.
Komentar
Posting Komentar